METODE PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF AYAHANDA TU SOP JEUNIEB

    Dalam perspektif Ayahanda, Mendidik akhlak adalah membentuk pemikiran dan perasaan. Tidak bisa hanya membentuk pemikiran dalam bentuk intelektualitas saja tanpa masuk ke dalam perasaan anak karena perasaan itulah yang akan membentuk akhlaknya. 

    Maka dalam menjaga keseimbangan antara perasaan dan pemikiran itu butuh kepada keahlian para pendidik dan ke semuanya ini terdapat dalam ilmu tasawuf. Akan tetapi yang menjadi suatu permasalahan kita hari ini adalah banyak orang mempelajari ilmu tasawuf hanya untuk bisa membahas tasawuf tapi tidak merasakan jiwa tasawuf itu menjadi sikap dan perilaku.

    Rumus daripada akhlak adalah keseimbangan antara dua sifat yang berlawanan yaitu antara ketegasan dan kasih sayang. Seorang anak yang dididik terlalu keras dan penuh ketegasan namun tidak diseimbangi dengan kasih sayang akan menjadikannya sesosok manusia pendendam dan munafik. 

    Seorang anak yang selalu dikeraskan jiwanya akan menolak meski ia tidak bisa melawan. Tatkala didikan yang diterima oleh si anak selalu berupa ancaman , kemarahan dan lain sebagainya maka itu akan menjadikan ia tumbuh menjadi manusia pendendam yang pada akhirnya akan menjadi manusia munafik dan manusia semu.

    Anak yang hatinya masih memberontak baik itu terhadap orang tua ataupun guru menandakan kita masih belum mampu menguasai hatinya. Maka bentuk lah sentuhan-sentuhan hati dengan nilai-nilai kebaikan yang terasa dalam jiwanya sehingga hatinya terkuasai dan melahirkan keseimbangan antara simpati  dengan rasa takut.

Penulis : Lisa Ulfa, S. Ag

. 

Semoga bermanfaat