Ramadhan adalah bulan penuh berkah yang di dalamnya Allah berikan pahala berlipat ganda atas tiap-tiap hamba yang melakukan ibadah kepadaNya. Di bulan yang suci ini Allah juga akan memberikan ampunan yang seluas-luasnya bagi hamba yang terlanjur berbuat salah, baik itu kesalahan yang besar ataupun kesalahan yang kecil. Maka tidak sepantasnya, kalau bulan suci ramadhan tidak dimanfaatkan untuk mencari keberkahan dari sisi Allah SWT.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda: “Setiap amal anak adam itu menjadi miliknya kecuali puasa, karena sesungguhnya ia milik-Ku, Akulah yang akan memberinya pahala. Dan sungguh aroma mulut orang yang berpuasa itu lebih baik di sisi Allah daripada semerbak misik.” (HR. Muttafaqun ‘alaih).
Hadis di atas menunjukkan bahwa Allah sangat mencintai amalan puasa. Jika amalan –amalan lain seperti sembahyang atau bersedekah akan menjadi milik hamba itu sendiri maka amalan puasa akan menjadi milikNya, kelak Dia lah yang akan memberikan pahala. Selain itu orang yang berpuasa juga memperoleh keistimewaan berupa aroma mulutnya yang harum melebihi keharuman misik atau minyak kasturi.
Bulan ramadhan telah Allah wajibkan atas umat mukmin untuk berpuasa. Ini merupakan sebuah kesempatan terbaik bagi kita untuk mencari kemuliaan di sisi Allah dengan cara bersungguh-sungguh menjalankan ibadah puasa semata-mata mencari keridhaanNya. Selain itu bulan ramadhan juga menjadi momentum yang sangat bagus untuk kita memperbaiki jiwa, mengendalikan nafsu serta mentarbiyahkan (mengajari) diri agar menjadi pribadi yang lebih baik dan berakhlakul karimah.
Penulis juga ingin mengutip pembicaraan dari salah satu tokoh Agama di Aceh sekaligus seorang ulama panutan Ummat, yaitu Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab atau sering disapa Ayahanda Tu Sop. "Jikalau akhlak runtuh, maka yang datang selanjutnya adalah kehancuran. Revolusi akhlak harus dilakukan agar mencapai kehidupan yang damai. Kita harus berjuang memancarkan cahaya akhlak islam ke setiap sudut wilayah negeri ini. Kita harus memastikan diri kita agar memiliki akhlak yang mulia, seperti malu, baik hati, jujur, sedikit bicara, banyak bekerja, meninggalkan segala hal yang tidak penting, berbakti kepada kedua orang tua, silaturrahmi, sabar, bersyukur, lembut, dan pemaaf".( Dr Teuku Zulkhairi MA: Paradigma Islam Wasathiyah Tu Sop Jeunieb, 2020)
Revolusi akhlak di bulan Ramadhan adalah sebagai upaya untuk kembali kepada fitrahnya kita sebagai seorang manusia yang bersih, suci lahir maupun batin.
Rasululullah SAW telah membagi manusia menjadi dua golongan; pertama segolongan manusia yang hidup untuk dirinya dan hawa nafsunya, menjadi budak harta, perhiasan dan kebesaran. Golongan kedua yaitu manusia yang hidup untuk kebenaran saja, senantiasa siap berjihad dan berkorban, tanpa menunggu-nunggu upah balasan ataupun sanjungan manusia.
Maka alangkah baiknya jika bulan ramadhan kali ini kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk memperbaiki diri dari yang sebelumnya barangkali masih suka berkata kasar, pemarah, sombong, riya’, takabbur dan lain –lain agar berusaha mengubah perilaku tersebut sehingga menjadi pribadi yang santun, lemah lembut, tawadhu’, rendah diri dan sifat-sifat terpuji lainnya.
0 Comments:
Posting Komentar