Penulis :Lisa Ulfa, Sp.d / Guru SMP Assalam Islamic School, Jeunieb
Dalam dunia pendidikan, hal pertama yang perlu diperhatikan seorang guru adalah
psikologi anak. setiap anak (peserta didik) memiliki sifat (karakter) yang
berbeda-beda. maka harus pula mereka dibina dengan pendekatan yang berbeda.
Salah satu faktor yang mempengaruhi karakter anak adalah pendidikan tahap awal
yang ia terima di rumah. Selain itu keadaan ekonomi dan minimnya kasih sayang
orang terdekat juga dapat mempengaruhi karakter dan kepribadian nya. Tak heran
jika anak yang datang dari kalangan broken home akan cenderung "masa bodo"
Dengan keadaan sekitarnya. Demikian pula dengan anak yang mendapat didikan kasar
di rumah, mereka akan berani melawan atau pun memberontak andai pula mendapat
perlakuan kasar di tempat lain, itu sebagai wujud ketidakterimaan dirinya
diperlakukan semena, tidak dihargai dan kurangnya perhatian baik di dalam atau
di luar rumah. kekerasan tidak selamanya mampu menyukseskan sebuah pembelajaran
sebagaimana dikehedaki. Dalam hal ini bukan berarti tenaga pengajar (Guru) tidak
perlu tegas dalam mendidik. Tegas perlu tapi harus pula kita mengontrol diri
jangan sampai terbawa emosi berlebihan. Ketegasan dan kasar adalah dua unsur
berbeda seumpama segan dan takut.Guru yang berhasil adalah guru yang disegani oleh murid-muridnya,
sedangkan guru yang gagal adalah guru yang berhasil membuat
murid takut kepadanya.
Menurut Imam Al Ghazali "Akhlak (khuluq) merupakan
suatu perangai (watak, tabi'at) yang menetap kuat dalam jiwa seseorang dan
menjadi sumber timbulnya perbuatan tertentu secara mudah dan ringan tanpa
dipikir atau direncanakan sebelumnya. Setiap anak tidak mempunyai karakter yang
sama. Ada sebahagian yang Allah anugerahkan akhlak yang baik sejak ia lahir,
namun ada pula kebaikan sifat didapati setelah adanya proses pembelajaran.
Dalam persepsi penulis, mendidik akhlak haruslah dengan akhlak. Jika hanya dengan
perkataan namun bertolak belakang dengan perilaku kita dalam kehidupan
sehari-hari, itu bagaikan meludah ke atas artinya wajah kita sendiri yang akan
menerima kotoran itu. Tingkah laku yang baik merupakan sebuah teladan tersendiri
bagi anak.
"Mendidik dengan perbuatan jauh lebih mudah ditiru daripada sebuah
suruhan dalam bentuk perkataan".
Seorang guru harus memiliki kesabaran dalam
mengayomi dan membina anak didiknya, tanpa sifat sabar dan ikhlas jiwa akan
mudah diserang kelelahan lalu berakhir menyerah. Tidak ada usaha yang sia-sia.
Mari kita belajar memperbaiki akhlak diri sendiri sambil terus berusaha
memperbaiki akhlak anak didik kita. Dan mudah-mudahan Allah mudahkan segala
urusan, dan tercapai segala tujuan.
Amin ya Rabbal 'Alamin
0 Comments:
Posting Komentar